Selama ini, banyak pemilik usaha hanya fokus pada laporan keuangan sebagai komponen utama dalam bisnis. Namun seiring waktu, kini saatnya melihat sisi lain yang tak kalah penting: kinerja sumber daya manusia.
Pengukuran kinerja karyawan melalui HR metrics saat ini jadi hal penting bagi bisnis yang ingin tumbuh secara berkelanjutan di tengah persaingan. Melalui metrics, perusahaan dapat mengukur seberapa efektif karyawan bekerja, tingkat retensi, hingga dampak SDM pada produktivitas bisnis.
Tanpa data yang terukur, pengambilan keputusan terkait SDM sering kali hanya berdasarkan intuisi. Padahal, metrik HR memberikan gambaran objektif tentang kondisi organisasi, mulai dari tingkat absensi, turnover karyawan, hingga efektivitas proses rekrutmen.
Dalam artikel ini, kami akan membahas 10 HR metrics utama yang wajib diketahui oleh pemilik usaha, sekaligus cara mengelolanya dengan solusi digital praktis. Simak daftar selengkapnya di bawah ini!
Mengenal HR Metrics dan Pentingnya bagi Bisnis

HR metrics adalah indikator yang digunakan untuk menilai efektivitas pengelolaan SDM dalam sebuah bisnis. Melalui metrics, perusahaan dapat melihat bagaimana karyawan direkrut, dikembangkan, dipertahankan, hingga kontribusi mereka terhadap pertumbuhan bisnis secara keseluruhan.
Baca Juga: Beda Cara Analisis KPI Kualitatif vs Kuantitatif Berbagai Divisi
Bagi owner dan pengambil keputusan, metrik HR berperan penting sebagai alat kontrol kesehatan organisasi. Dengan memahami metrik ini, owner tidak lagi hanya mengandalkan intuisi atau laporan subjektif, tetapi dapat mengambil keputusan berbasis data yang lebih akurat.
Misalnya, pemilik usaha bisa mengetahui apakah tingkat turnover sudah mengkhawatirkan, apakah biaya rekrutmen terlalu tinggi, atau apakah program pelatihan karyawan benar-benar berdampak pada kinerja.
Metrik HR juga membantu owner mendeteksi potensi masalah lebih awal sebelum berdampak pada operasional bisnis. Dengan demikian, perusahaan memiliki ruang untuk melakukan perbaikan secara proaktif.
Tanpa pemantauan metrics yang tepat, pengelolaan SDM berisiko menjadi tidak efisien dan sulit dikembangkan secara strategis. Oleh karena itu, memahami dan mengelola metrics bukan hanya tugas tim HR, tetapi juga kebutuhan bagi pemilik usaha yang ingin membangun bisnis berkelanjutan dan kompetitif.
10 HR Metrics Utama yang Wajib Dipantau

Setelah memahami apa itu metrik HR dan pentingnya bagi bisnis, langkah selanjutnya adalah mengetahui metrik apa saja yang perlu diketahui. Berikut adalah 10 HR metrics utama yang wajib dipantau oleh setiap pemilik usaha.
1. Turnover Rate
Turnover rate mengukur persentase karyawan yang keluar dari perusahaan dalam periode tertentu. Metrik ini menjadi indikator penting untuk menilai stabilitas tim dan efektivitas strategi retensi karyawan.
Tingkat turnover karyawan yang tinggi sering kali menandakan adanya masalah pada kepuasan kerja, budaya organisasi, kepemimpinan, atau sistem kompensasi. Jika tidak dikendalikan, turnover dapat meningkatkan biaya rekrutmen, mengganggu operasional, dan menurunkan produktivitas tim.
Rumus umum turnover rate adalah:
Turnover Rate (%) = (Jumlah Karyawan Keluar / Jumlah Karyawan) x 100
Dengan memantau metrik ini secara berkala, owner dapat lebih cepat menyusun strategi perbaikan, baik melalui evaluasi budaya kerja, sistem reward, maupun pengembangan karier karyawan.
2. Time to Hire
Time to hire mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan sejak lowongan dibuka hingga kandidat menerima tawaran kerja. Metrics ini mencerminkan efektivitas dan efisiensi proses rekrutmen.
Proses rekrutmen yang terlalu lama dapat menghambat operasional, meningkatkan beban kerja tim, dan berisiko kehilangan kandidat potensial. Sebaliknya, proses yang terlalu cepat tanpa seleksi matang juga berisiko menurunkan kualitas rekrutmen.
Dengan memantau time to hire, owner dapat mengevaluasi apakah alur rekrutmen sudah optimal atau masih perlu disederhanakan dan didukung teknologi.
3. Absenteeism Rate
Absenteeism rate mengukur tingkat ketidakhadiran karyawan dalam periode tertentu. Metrik ini penting karena absensi karyawan yang tinggi dapat berdampak langsung pada produktivitas dan beban kerja tim lain.
Pola ketidakhadiran yang konsisten sering kali berkaitan dengan masalah kesehatan, tingkat stres, beban kerja berlebih, atau rendahnya engagement karyawan. Oleh karena itu, HR metrics ini tidak bisa hanya dipandang sebagai angka kehadiran.
Rumus absenteeism rate umumnya dihitung sebagai:
Absenteeism Rate (%) = Total Hari Tidak Hadir / (Jumlah Karyawan x Hari Kerja)
4. Employee Productivity
Employee Productivity mengukur sejauh mana karyawan mampu menghasilkan output sesuai target yang ditetapkan. Bentuk pengukurannya dapat berbeda-beda, tergantung jenis bisnis dan indikator kinerja yang digunakan.
Bagi owner, metric ini membantu menjawab pertanyaan penting: apakah target bisnis realistis dengan kapasitas tim saat ini atau justru beban kerja terlalu tinggi?
Selain itu, data produktivitas juga dapat digunakan untuk menilai efektivitas struktur tim dan distribusi pekerjaan. Dengan pendekatan data, keputusan terkait penambahan tenaga kerja atau perbaikan proses menjadi lebih akurat.
Baca Juga: HR Analytics Excel: Tips dan Cara Membuatnya
5. Training Effectiveness
Training Effectiveness mengukur sejauh mana program pelatihan benar-benar berdampak pada peningkatan keterampilan dan kinerja karyawan. Tanpa metrik ini, pelatihan berisiko hanya menjadi aktivitas rutin tanpa hasil nyata.
Pengukuran bisa dilakukan dengan membandingkan performa sebelum dan sesudah pelatihan karyawan, perubahan KPI, atau hasil evaluasi kompetensi. HR metrics ini membantu owner memastikan bahwa anggaran pelatihan memberikan return yang sepadan.
Hasil analisis juga dapat digunakan untuk menyempurnakan materi dan metode pelatihan di masa mendatang.
6. Cost per Hire
Cost per Hire menghitung total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan satu karyawan baru. Biaya ini mencakup iklan lowongan, proses seleksi, wawancara, hingga onboarding.
Metrik ini penting bagi owner untuk mengontrol efisiensi anggaran rekrutmen. Sebab, cost per hire yang terlalu tinggi bisa menjadi sinyal bahwa proses rekrutmen perlu dievaluasi, baik dari sisi kanal rekrutmen maupun alur seleksi.
Dengan data yang jelas, perusahaan dapat menekan biaya tanpa mengorbankan kualitas kandidat.
7. Overtime Hours
Overtime hours mengukur total jam lembur yang dilakukan karyawan dalam periode tertentu. Metrik ini sering kali menjadi indikator ketidakseimbangan beban kerja atau kurangnya sumber daya.
Lembur yang terlalu sering dapat meningkatkan risiko kelelahan, stres kerja, dan penurunan produktivitas jangka panjang. Dari sisi biaya, lembur juga berdampak langsung pada pengeluaran payroll.
Dengan memantau HR metrics ini, owner dapat mengevaluasi kebutuhan penyesuaian kapasitas tim atau perbaikan alur kerja.
8. Employee Engagement Score
Employee engagement score mengukur tingkat keterikatan emosional dan motivasi karyawan terhadap perusahaan. Engagement yang tinggi biasanya berkorelasi dengan produktivitas, loyalitas, dan kualitas kerja yang lebih baik.
Metrik ini umumnya diperoleh melalui survei karyawan secara berkala. Hasilnya memberikan insight tentang bagaimana karyawan memandang lingkungan kerja, kepemimpinan, dan budaya perusahaan.
Bagi owner, engagement score menjadi indikator penting kesehatan organisasi secara menyeluruh.
9. Payroll Accuracy Rate
Payroll accuracy rate menunjukkan tingkat ketepatan perhitungan dan pembayaran gaji karyawan. Kesalahan payroll, sekecil apa pun, dapat menurunkan kepercayaan karyawan dan memicu ketidakpuasan.
Metrics ini membantu memastikan bahwa proses penggajian berjalan akurat, konsisten, dan sesuai dengan kebijakan perusahaan serta aturan ketenagakerjaan. Sistem payroll yang rapi juga mengurangi risiko komplain dan konflik internal.
Bagi owner, akurasi payroll mencerminkan profesionalisme pengelolaan SDM.
10. Internal Promotion Rate
Internal promotion rate mengukur persentase posisi yang diisi melalui promosi internal dibandingkan rekrutmen eksternal. Metrik ini mencerminkan efektivitas pengembangan karier di dalam perusahaan.
Tingkat promosi internal yang sehat menunjukkan bahwa perusahaan memberi ruang pertumbuhan bagi karyawan dan memiliki pipeline talenta yang kuat. Selain meningkatkan retensi, strategi ini juga membantu menekan biaya rekrutmen.
HR metrics ini penting bagi owner yang ingin membangun bisnis berkelanjutan dengan karyawan yang berkembang.
Cara Praktis Mengelola HR Metrics agar Lebih Efektif

Mengelola metrik HR secara manual tentu bukan perkara mudah, terutama ketika jumlah karyawan semakin bertambah dan data terus berkembang. Proses rekap satu per satu tidak hanya memakan waktu, tetapi juga rentan kesalahan.
Oleh karena itu, banyak perusahaan mulai beralih ke aplikasi HR yang mampu mengelola data SDM secara terpusat, otomatis, dan real time. Dengan bantuan aplikasi HR seperti Gadjian, tim HR dapat memantau berbagai HR metrics dalam satu dashboard terpadu.
Data absensi, shift kerja, cuti, hingga payroll tersaji dalam bentuk laporan visual yang mudah dipahami. Dengan begitu, kondisi perusahaan bisa dipantau secara cepat tanpa perlu menarik data dari banyak sumber berbeda. Hal ini memudahkan pemilik usaha melihat tren, mendeteksi potensi masalah, dan mengambil keputusan lebih akurat.
Gadjian juga membantu mengurangi risiko kesalahan manual karena seluruh data SDM terintegrasi langsung dengan sistem absensi digital, payroll otomatis, dan database karyawan. Perhitungan jam kerja, lembur, serta penggajian dilakukan secara sistematis, sehingga metrics yang dihasilkan lebih konsisten dan reliabel.
Baca Juga: Mengelola Data Karyawan secara Aman dengan HRIS Gadjian
Dengan pengelolaan metrics yang otomatis melalui Gadjian, owner tidak lagi disibukkan dengan pekerjaan administratif yang berulang. Waktu dan energi bisa dialihkan untuk menyusun strategi pengembangan SDM, meningkatkan produktivitas tim, serta menjaga kesehatan organisasi secara menyeluruh.
Kelola HR Metrics Lebih Strategis dengan Dukungan Gadjian

Sebagai owner atau pengambil keputusan, memahami metrik HR penting untuk memahami bagaimana kinerja karyawan berdampak pada produktivitas bisnis. Tantangannya, pengelolaan metrics secara manual sering kali menyita waktu, tidak real time, dan rentan kesalahan.
Di sinilah Gadjian berperan sebagai solusi praktis untuk membantu owner mengelola metrik HR secara menyeluruh.
Gadjian menyediakan fitur pengelolaan kehadiran yang mencatat jam kerja, pola kerja, hingga keterlambatan karyawan secara otomatis. Selain itu, fitur pengelolaan cuti, izin, dan sakit juga terintegrasi dalam satu sistem.
Data ini memudahkan Anda memantau produktivitas tim, menganalisis tingkat absensi, serta melihat pola kerja yang berpengaruh langsung pada performa bisnis.
Gadjian juga menghadirkan manajemen payroll yang terotomatisasi dan akurat. Perhitungan gaji, lembur, bonus, hingga THR bisa dilakukan berdasarkan data kehadiran dan kebijakan perusahaan sehingga meminimalkan kesalahan penggajian.

Keunggulan lainnya terletak pada fitur HR analytics Gadjian. Data kehadiran, produktivitas, dan payroll diolah menjadi laporan dan grafik visual yang mudah dipahami. Insight ini membantu Anda melihat tren, membandingkan performa antar periode, serta mengambil keputusan strategis tanpa harus merekap data secara manual.
Saatnya mengelola HR metrics dengan cara yang lebih cerdas dan efisien. Coba demo account Gadjian sekarang dan rasakan beragam manfaat dalam satu platform terintegrasi!
