3 Sebab Karyawan Ghosting dan Cara Mencegahnya

Karyawan Ghosting

Sebagai seorang HR, pernahkan Anda mengalami “Candidate Ghosting”? “Ghosting” merupakan fenomena di mana seseorang tiba-tiba dan tanpa penjelasan menghentikan komunikasi atau interaksi dengan orang lain. Hal ini juga dapat terjadi dalam konteks hubungan kerja, di mana seorang kandidat karyawan yang sebelumnya menunjukkan minat dan partisipasi dalam proses rekrutmen tiba-tiba menghilang tanpa memberikan kabar atau penjelasan lebih lanjut.

“Ghosting” dalam konteks rekrutmen dapat menyebabkan frustasi dan ketidaknyamanan bagi pihak perusahaan, khususnya HRD, yang telah menghabiskan waktu dan sumber daya untuk melibatkan kandidat tersebut dalam proses seleksi.

“Ghosting” juga dapat menyebabkan penundaan dalam pengisian posisi yang dibutuhkan dan menunda keputusan pengambilan karyawan. Hal ini bisa berefek kepada sistem kerja yang sedang berjalan. 

Pada artikel ini, kita akan membahas apa penyebab karyawan melakukan ghosting dan bagaimana cara mencegahnya?

Alasan Karyawan Melakukan Ghosting

Mendapatkan kandidat yang sesuai dengan spesifikasi pekerjaan adalah tujuan utama dari perusahaan. Namun, seringkali usaha Tim HR menjadi sia-sia karena karyawan yang direkrut menghilang tanpa kabar. Dibawah inilah alasan mengapa seorang kandidat memilih untuk melakukan ghosting dalam konteks rekrutmen dapat bervariasi. Beberapa kemungkinan alasannya adalah:

1. Mendapatkan Tawaran Pekerjaan yang Lebih Baik

Kandidat tersebut mungkin telah mendapatkan tawaran pekerjaan dari perusahaan lain yang dianggap lebih menguntungkan atau sesuai dengan kebutuhan mereka. Sebagai hasilnya, mereka memilih untuk mengabaikan proses rekrutmen yang sedang berlangsung tanpa memberikan penjelasan.

2. Kurangnya Minat atau Kesesuaian

Kandidat mungkin awalnya tertarik dengan posisi yang ditawarkan, tetapi selama proses rekrutmen mereka menyadari bahwa pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan harapan atau keinginan mereka. Alih-alih mengkomunikasikan hal tersebut kepada perusahaan, mereka memilih untuk menghindarinya dengan cara ghosting.

3. Konflik Jadwal atau Perubahan Keadaan Pribadi

Terkadang, kandidat mungkin menghadapi perubahan mendadak dalam jadwal atau keadaan pribadi mereka yang membuat mereka tidak lagi dapat atau ingin melanjutkan proses rekrutmen. Meskipun memberikan penjelasan akan lebih tepat, mereka memilih untuk menghindari konfrontasi dengan cara ghosting.

Nah, bagaimana kira-kira ghosting yang dilakukan oleh calon kandidat?

Baca Juga: Tahapan dan Contoh SOP Rekrutmen Karyawan

Karyawan Ghosting yang Kerap Dijumpai

Selama proses rekrutmen yang terlaksana dalam beberapa hari hingga minggu, besar kemungkinan ada calon kandidat yang melakukan ghosting. Lalu contoh karyawan ghosting yang kerap ditemui recruiter adalah:

  1. Tak Ada Kabar Sebelum Interview

Sebelumnya, baik pihak perekrut dan karyawan telah menyepakati jadwal interview, namun pada hari H, ia tidak hadir. Bahkan, calon karyawan ini juga tidak memberikan konfirmasi apapun kepada recruiter. Hal lainnya, calon karyawan ghosting ini juga tidak membalas pesan recruiter setelah diberikan test skill.

  1. Tak Ada Respon Sebelum Interview

Setelah tahapan interview, biasanya perusahaan memiliki tahapan lain untuk sampai ke tahap akhir rekrutmen. Namun, setelah recruiter menghubungi untuk diproses lebih lanjut, calon karyawan tidak merespon ataupun membalas pesannya.

  1. Batal Sebelum Kerja Hari Pertama

Bukan hanya calon karyawan, namun karyawan yang sudah diterima juga bisa melakukan ghosting. Recruiter sudah menentukan hari pertama kerja, namun di hari pertama kerja itu, karyawan tidak masuk atau tidak datang tanpa memberikan konfirmasi.

  1. Hanya Bekerja Beberapa Hari

Ada karyawan yang hanya masuk di beberapa hari kerja setelah onboarding. Setelahnya, ia tidak pernah datang lagi. Keadaan ini mengharuskan tim recruiter mencari pengganti baru lagi.

Meskipun ghosting adalah tindakan tidak profesional dan tidak sopan dalam konteks rekrutmen, hal tersebut dapat terjadi. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya ghosting, perusahaan dapat meningkatkan komunikasi dengan kandidat dan menjaga fleksibilitas dalam proses rekrutmen untuk mengakomodasi perubahan keadaan yang tak terduga.

Baca Juga: Cara Mencari Karyawan yang Jujur

Terapkan Strategi Rekrutmen yang Efektif

Proses mencari kandidat baru terkadang memakan waktu yang lama. Sebagai seorang recruiter, Anda perlu menerapkan hal ini, agar dalam melakukan rekrutmen menjadi efektif. Berikut 12 strategi rekrutmen yang perlu diterapkan:

  1. Mengidentifikasi Kebutuhan

Sebelum melakukan rekrutmen, perusahaan terlebih dahulu mengidentifikasi posisi apa yang dibutuhkan serta kualifikasi yang dapat mengisi kekosongan tersebut. Perusahaan bisa memprioritaskan sesuai beban kerja terbanyak.

  1. Memanfaatkan Sumber Daya Internal

Dengan memanfaatkan sumber daya internal, perusahaan bisa menghemat waktu dan biaya selama proses rekrutmen. 

Perusahaan juga bisa mengefisienkan waktu dengan rekrutmen tertutup atau dikenal sebagai internal hiring.

  1. Sosialisasi Lowongan Kerja

Jika ingin menemukan kandidat yang baik, tim HR harus mensosialisasikan lowongan pekerjaan dengan detail. Dengan contoh, membuat posternya menjadi menarik dan mengunggahnya di media sosial

  1. Tes Kompetensi

Setelah melewati tahap screening, calon karyawan akan diikut sertakan tes kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaannya masing-masing

  1. Wawancara

Pada proses ini, calon karyawan akan berkomunikasi dengan pihak perusahaan. Pada tahap inilah, recruiter bisa mengulik lebih jauh mengenai kandidat. Termasuk kepribadian, motivasi, dan harapan kandidat.

  1. Pelatihan Karyawan Baru

Setelah diterima di perusahaan, ada baiknya karyawan diberi pelatihan baru agar benar-benar memahami apa yang akan dikerjakan dan meningkatkan performa kerjanya.

  1. Retensi

Perusahaan perlu untuk melakukan retensi bagi karyawannya yang sudah lama mengabdi untuk berkarir, kompensasi yang layak, dan lingkungan kerja yang baik.

  1. Evaluasi

Setelah rekrutmen dan pelatihan selesai, perlu diadakannya evaluasi untuk keberhasilan rekrutmen dan pelatihan yang dilakukan.

  1. Networking

Melalui networking, perusahaan bisa memenuhi kebutuhan yang sedang dicari dengan melakukan kerja sama dengan bidang-bidang terkait.

  1. Diversifikasi

Diversifikasi sumber daya manusia dapat menjadi sebuah strategi yang efektif dalam merekrut karyawan. Perusahaan perlu membuka diri untuk menerima kandidat dari segi latar belakang, pendidikan, pengalaman kerja, atau jenis kelamin. Hal ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan inovasi dan kreativitas dalam perusahaan.

  1. Referral

Perusahaan dapat menerima kandidat yang memang direferensikan oleh karyawan saat ini. Referral dapat meningkatkan kemungkinan kandidat diterima sesuai dengan kualifikasi dan meningkatkan kepuasaan karyawan saat ini.

  1. Branding Perusahaan

Perusahaan perlu memiliki ciri khas dan menjaga citra baik serta positifnya, seperti komitmen terhadap kesejahteraan karyawan.

Mengatasi Kandidat Karyawan yang Ghosting dengan Proses Rekrutmen Terbaik

Proses rekrutmen yang rapi dan tercatat dengan baik dapat memberikan umpan balik bagi HRD untuk meminimalisir kemungkinan di-ghosting karyawan di masa yang akan datang. Sebagai contoh, jika dalam proses rekrutmen HRD mendapatkan beberapa kandidat karyawan dari universitas tertentu tidak menjawab panggilan HRD, dengan pendataan yang baik HRD dapat lebih waspada untuk memanggil kandidat dari universitas tersebut di masa yang akan datang. 

Baca Juga: Keunggulan Sistem ATS Rekrutmen HRD

Di Gadjian Applicant Tracking System, HRD dapat mencatat alasan penolakan kandidat karyawan untuk bahan pembelajaran di masa yang akan datang, seperti contoh berikut: 

Selain itu, secara umum menggunakan aplikasi rekrutmen karyawan seperti Gadjian akan meningkatkan employer branding atau reputasi perusahaan, yang juga akan membantu menurunkan tingkat ghosting kandidat karyawan.

Coba Gadjian Sekarang

Baca Juga Artikel Lainnya