Intip Kesuksesan Restoran Padang dengan Sistem Perjanjian Kerja Bagi Hasil – Sebagai kaum pekerja di kota-kota besar Indonesia, tempat makan dengan harga terjangkau dan bisa dinikmati setiap harinya adalah Restoran Padang.
Pilihan lauk dan porsi nasinya yang pastinya mengenyangkan pun menjadi favorit banyak orang. Namun, tidak semua orang tahu rahasia sukses bisnis Restoran Padang yang menjamur di berbagai kota.
Pilihan dan kelezatan lauk bukan menjadi satu-satunya alasan mengapa Restoran Padang menjadi tempat makan yang tersebar di penjuru Indonesia. Pengelolaan sistem perjanjian kerja yang diterapkan oleh bisnis kuliner Restoran Padang yang terbilang unik, justru membuat karyawan restoran menjadi lebih semangat bekerja. Kok bisa?
Baca Juga: Cara Menghitung Gaji Karyawan Restoran Secara Praktis
Konsep bisnis Rumah Makan Padang mengacu kepada perjanjian kerja bagi hasil antara karyawan dan pengusaha setiap 100 hari, atau yang biasa disebut sebagai Main Mato. Dalam bahasa Minangkabau, mato merujuk kepada “poin”.
Setiap karyawan memiliki hak mato yang berbeda sesuai dengan bobot pekerjaannya dan tanggung jawabnya pada restoran. Dalam konsep SDM, mato dapat dijelaskan sebagai tunjangan yang diterima oleh karyawan di luar gaji pokok.
Sistem pembagian hasil berikut dihitung berdasarkan laba bersih yang diterima oleh restoran setiap 100 harinya, atau pada hari keempat/ketiga pada bulan ketiga. Berikut simulasi penghitungan mato:
Pertama, pengusaha RM Padang menghitung laba bersih dengan mengurangi total omzet restoran dengan biaya operasional dan zakat 2.5% serta biaya lainnya.
Baca Juga: 7 Cara Mengatur Karyawan Restoran Agar Produktif
Laba bersih tersebut pun merupakan 100 mato yang akan dibagi sesuai dengan kesepakatan antara karyawan dan pengusaha.
Pada tabel simulasi penghitungan mato, terdapat perbedaan mato antara Koki Kepala dan Cuci Piring. Hal ini disebabkan oleh tanggung jawab pekerjaan Koki Kepala yang lebih rumit yaitu menjaga kualitas dan cita rasa masakan Padang seperti Rendang, Ayam Pop, Gulai, dan sebagainya.
Sistem mato pun dapat menjadi tolak ukur tanggung jawab tiap kepala dan kerumitan pekerjaaannya sehari-hari. Para karyawan juga merasa diapresiasi jika mereka merasa bagian mato-nya sebanding dengan beban kerja sehari-hari.
Dengan simulasi penghitungan seperti ini, perusahaan juga diwajibkan untuk menerapkan konsep transparansi dalam berbisnis. Karyawan yang berkontribusi di RM Padang tersebut juga mengetahui kondisi kesehatan finansial restoran. Praktik berbisnis ini pun dapat memberikan motivasi bagi para karyawan karena hasil yang akan mereka terima sebanding dengan beban kerja.
Beberapa karyawan RM Padang juga mengaku senang dengan konsep mato dalam sistem bagi hasil yang mereka terima. Karena mereka merasa dilibatkan secara langsung dalam kesuksesan perusahaan dan keramaian outlet.
Praktik sistem bagi hasil ini juga diterapkan oleh rumah makan selain RM Padang, namun bedanya adalah mereka tidak diwajibkan untuk memakai pengurangan pada zakat 2.5% dan tidak dibagikan setiap 100 hari beroperasi.
Baca Juga: Cara Menghitung Upah Lembur Karyawan Tetap dan Karyawan Harian
Namun, bagaimana jika karyawan RM Padang Anda meminta sistem mato, sementara penghitungan bagi hasil tiap 100 hari itu dirasa terlalu rumit bagi Anda?
Dengan memakai aplikasi gaji karyawan Gadjian, kalkulasi bonus bisa menjadi lebih mudah karena Anda bisa mengatur sendiri kapan bonus tersebut cair. Pembagian bobot bonus untuk setiap karyawan yang disesuaikan dengan beban kerja masing-masing, juga dapat Anda atur pada payroll software ini.
Tinggalkan kerumitan menghitung bonus karyawan dan beralihlah ke HRIS Gadjian!